UPAYA
PENINGKATAN KEMAMPUAN VOCABULARY SISWA
MELALUI SEMANTIC MAPPING STRATEGY PADA BIDANG STUDI BAHASA INGGRIS DIKELAS
XI MAN 2 TANJUNGPURA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Maslaah
Bahasa
adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia untuk berkomunikasi,
mengungkapkan ide, perasaan maupun pendapat baik itu secara individual ataupun
secara universal.
Bahasa
Inggris sebagai salah satu bahasa yang
sangat berpengaruh di dunia sangat penting untuk dipelajari
karena bisa digunakan untuk memberi dan menerima informasi dan untuk
mengembangkan pendidikan, teknologi dan seni. Bahasa Inggris juga berguna bagi
pelajar-pelajar muda. Mempersiapkan para pelajar untuk mempelajari Bahasa
Inggris sedini mungkin adalah hal yang sangat baik karena otak mereka masih sangat
siap untuk mempelajarinya dan akan sangat mudah bagi mereka menguasainya dengan
baik.
Bahasa
Inggris adalah bahasa yang paling banyak digunakan didunia. Dan Indonesia
adalah salah satu negara yang sebagian masyarakatnya menggunakan Bahasa Inggris
sebagai bahasa sehari-harinya. Bahkan juga sudah banyak sekolah-sekolah yang
menerapkan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama mereka. Ini menunjukkan bahwa
Bahasa Inggris adalah bahasa yang memiliki pengaruh sangat besar dalam
kehidupan khususnya dalam pendidikan, teknologi, pengetahuan, seni dan dalam
membuat hubungan kerjasama dengan negara lain. Itulah sebabnya kenapa kita
harus menguasai Bahasa Inggris dengan baik.
Dalam
Bahasa Inggris banyak kemampuan yang harus kita kuasai seperti speaking,
reading, listening dan writing. Untuk bisa menguasai Bahasa Inggris menjadi bahasa utama kita,
selain kita harus mengetahui grammatical,
kita juga harus banyak menguasai vocabulary atau kosa katanya. Semakin banyak
kosa kata yang kita kuasai maka akan semakin mudah pula kita dalam menguasai
Bahasa Inggris terkhusus dalam bidang Speaking.
Dari
wawancara yang telah dilakukan dengan salah seorang guru Bahasa Inggris di
Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjungpura tentang bagaimana kemampuan vocabulary
siswa, dia mengatakan bahwa sebagian siswa kesulitan untuk berbicara dalam
Bahasa Inggris dikarenakan kurangnya menguasai vocabulary. Masalah ini muncul
dikarenakan kurangnya kesadaran dari para siswa untuk meningkatkan penguasaan
vocabulary mereka dan tidak adanya metode baru yang menarik dari guru untuk
meningkatkan kemampuan para siswa untuk lebih tertarik menguasai vocabulary
mereka.
Selama ini guru memberikan materi vocabulary hanya
dengan menyuruh siswa mencari vocabulary didalam kamus kemudian menyuruh siswa
menghafalnya. Strategi ini tidak cukup efektif untuk diterapkan karena tidak
membuat siswa tertarik dan semangat untuk menghafal. Kebanyakan siswa merasa
bosan dan malas untuk mencari vocabulary sehingga ini mempengaruhi kemampuan
siswa dalam meningkatkan penguasaan vocabulary mereka.
Ada
banyak strategi yang bisa digunakan untuk meningkatkan penguasaan vocabulary
Bahasa Inggris. Dalam penelitian ini, Semantic Mapping adalah salah satu bagian dari strategi Applying Images and Sounds Strategy
yang menjadi pilihan untuk penulis
terapkan dalam upaya meningkatkan vocabulary siswa.
Semantic Mapping
adalah strategi yang digunakan dengan cara membuat
konsep dari sebuah kata yang maknanya saling berhubungan dengan kata yang lain pada
sebuah kertas untuk menciptakan sebuah semantic mapp. Strategi ini juga bisa
digunakan pada materi listening untuk mengingat kata-kata yang didengar ataupun
dibaca. Semantic mapping adalah salah satu strategi yang paling membantu dalam pendekatan
kemampuan mengingat vocabulary.
Akhirnya,
strategi ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai
vocabulary. Berdasarkan dari penjelasan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan n
judul
“Upaya Peningkatan Kemampuan
Vocabulary
Siswa
melalui
Semantic Mapping Strategy pada
Bidang
Studi Bahasa Inggris dikelas
XI MAN 2 Tanjungpura”.
B.
IDENTIFIKASI
MASALAH
Dari
berbagai masalah-masalah yang muncul, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menguasai vocabulary
tersebut, yaitu :
1. Kurangnya
keasadaran dan motivasi para siswa untuk lebih giat menghafal dan mengingat
vocabulary.
2. Tidak
adanya strategi baru dan menyenangkan yang diterapkan oleh guru sehingga siswa
merasa bosan.
3. Kurang
mengertinya para siswa akan pentingnya menghafal dan mengingat vocabulary dalam
mempelajari Bahasa Inggris.
C.
BATASAN
MASALAH
Dari
berbagai faktor yang telah dipaparkan diatas, untuk itu penulis membatasi
masalah penguasaan vocabulary siswa tersebut dengan strategi Semantic Mapping
yang mana diharapkan mampu membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan
vocabulary mereka untuk lebih menguasai kemampuan berbahasa inggris.
D.
RUMUSAN
MASALAH
Dari
judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Siswa
dalam Menguasai
Vocabulary melalui
Semantic Mapping Strategy pada Bidang
Studi Bahasa Inggris dikelas
XI MAN 2 Tanjungpura”
, dapat dirumuskan bahwa :
1. Bagaimana kemampuan penguasaan vocabulary siswa dikelas
XI MAN 2 Tanjungpura ?
2. Strategi
apa yang diterapkan oleh guru selama ini
di
kelas XI MAN 2 Tanjungpura ?
3. Bagaimana
kemampuan siswa kelas XI MAN 2 Tanjungpura dalam menguasai vocabulary melalu
strategi yang selama ini diterapkan ?
4. Apakah
penyebab utama dari kesulitan para siswa kelas XI MAN 2 Tanjungpura untuk menguasai
vocabulary ?
5. Strategi
apa yang diterapkan untuk menggantikan strategi yang sudah ada ?
E.
TUJUAN
PENELITIAN
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa
kelas XI MAN 2 Tanjungpura dalam menguasai vocabulary, faktor apa saja yang
mempengaruhinya dan strategi apa yang sebaiknya digunakan untuk lebih
meningkatkan kemampuan siswa-siswa tersebut dalam menguasai vocabulary.
F.
MANFAAT
PENELITIAN
Hasil
dari penelitian ini sangat diharapkan bisa berguna untuk para guru dalam
meningkatkan kualitas para siswa.
Adapun manfaat tersebut adalah :
1. Bagi para guru,
ini akan berguna untuk menambah pengetahuan tentang
Bahasa Inggris dalam
meningkatkan kualitas mengajar khususnya dengan menggunakan strategi yang baik
dalam proses belajar.
2. Membantu
para guru yang ingin membuat proses belajar dikelas lebih efektif dan efesien.
3. Membantu
para peneliti yang ingin melaukan penelitian dengan subjek yang sama.
4. Bagi
para siswa, menjadi masukan untuk meningkatkan ketertarikan dan motivasi dalam
belajar Bahasa Inggris.
5. Bagi
para pembaca, untuk menambah pengetahuan tentang Semantic Mapping Strategy.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. KERANGKA
TEORITIS
1. Kemampuan
a. Pengertian
Kemampuan
Mampu
berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu; dapat; berada; kaya; mempunyai
harta berlebih. Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan. Seseorang
dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan sesuatu yang harus ia
lakukan. Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas
dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang
dapat dilakukan seseorang.[1]
Menurut
Mohammda Zain dalam Milman Yusdi mengartikan bahwa Kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan
Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar
seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara
efektif atau sangat berhasil.
Sementara
itu, menurut Robbin kemampuan berarti kapasitas seseorang individu unutk
melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut Robbin menyatakan
bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat
dilakukan seseorang.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan (Ability) adalah
kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam
melakukan atau mengerrjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu
penilaian atas tindakan seseorang.
Pada
dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor, yaiut:
1. kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir, menalar dan memecahkan masalah.
2. kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa. [2]
1. kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir, menalar dan memecahkan masalah.
2. kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa. [2]
b. Faktor Pendukung Kemampuan
Faktor pendukung adalah segala
sesuatu yang dapat mendorong atau mempengaruhi siswa dalam meningkatkan kemampuan
pembelajarannya untuk menjadi lebih baik.
Adapun factor pendukung kemampuan
adalah sebagai berikut :
1)
Faktor internal.
Factor internal yaitu factor yang berasal dari dalam diri siswa baik
kondisi jasmani (fisiologis) maupun rohani (psikologis). Faktor fisiologis yaitu
kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)yang menandai tingkat kebugaran
organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah, apalagi disertai
dengan pusing kepala misalnya dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif)
sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Selain itu,
hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra (mata, hidung,
pengecap, telinga, dan tubuh). Karena sebagian besar serangkaian dari proses
belajar menggunakan pancaindra tersebut. Sedangkan Factor psikologis sebagai
factor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam intensitas
pembelajaran. Adapun faktor- faktor psikologis ini antara lain :
a.
Minat.
Secara sederhana, minat berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyatan yang menunjukkan bahwa
anak didik lebih menyukai suatu hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktifitas. Anak didik mempunyai minat terhadap subyek
tertentu, cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek
tersebut. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar, artinya
untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya
minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain keinginan yang kuat untuk menaikkan
martabat atau memperoleh pekerjaan yang baikserta ingin hidup senang dan
bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,
sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
a.
Kecerdasan/inteligensiIntelegensi.
pada umumnya dapat diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan kemampuan
otak saja, melainkan kualitas
organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi,memang harus diakui bahwa peran otak
dalam hubungannya dalam inteligensi lebih menonjol dari pada peran organ-organ tubuh
lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktifitas
manusia.
b.
Bakat.
Secara umum bakat adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan
kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan
intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi tinggi disebut
juga sebagai anak berbakat.
c.
Motifasi.
Motifasi berhubungan dengan
kebutuhan, motif, dan tujuan. Hal ini sangat mempengaruhi dalam proses
pembelajaran. Motifasi adalah penting bagi proses belajar, karena motifasi
menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang
dirasa paling berguna bagi kehidupan setiap individu.
Diperkembangan selanjutnya, motifasi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motifasi intrinsic dan
motifasiekstrinsik. Motifasi intrinsic adalah hal dan keadaan yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.
Misalnya perasaan siswa menyenangi materi dan kebutuhan terhadap materi
tersebut. Adapun motifasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang dating dari
luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
d.
Kemampuan kognitif.
Dalam dunia pendidikan, dikenal tiga
tujuan pendidikan, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut untuk dikuasai anak
didik , karena penguasaan kemampuan pada tingkatan itu menjadi dasar bagi
penguasaan ilmu pengetahuan.
2)
Faktor eksternal
Selain dari faktor internal,
pembelajaran juga dipengaruhi oleh factor eksternal, yaitu faktor yang berasal
dari luar diri siswa. Factor eksternal ini dibagi menjadi dua, yaitu lingkugan (baik
yang berasal dari alam maupun sosial budaya) dan instrumental (fasislitas serta
media yang disediakan di sekolah).
a) Lingkungan
a. 1. Lingkungan alami
Lingkungan merupakan bagian dari
kehidupan anak didik,dimana mereka hidup dan berusaha di dalamnya. Pencemaran lingkungan
hidup merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya. Karena
membuat suasana menjadi tidak nyaman sehingga dapat mengganggu proses
pembelajaran.
a. 2. Lingkungan
sosial budaya
Manusia adalah makhluk sosial yang berkecenderungan
untuk hidup bersama satu sama lainnya. Sebagai anggota masyarakat anak didik
tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Lingkungan sosial budaya di luar
sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem tersendiri bagi
kehidupan anak didik di sekolah. Mengingat pengaruh yang kurang menguntungkan
dari lingkungan pabrik, pasar, dan arus lalu lintas, alangkah baiknya jika
pembangunan gedung sekolah ditempat yang jauh dari lingkungan ramai. Keluarga
juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses pembelajaran, terutama
orang tua. Tinggi rendahnya pendidikan, besar kecilnya penghasilan, cukup atau
kurangnya bimbingan dan perhatian orang tua, semua itu mempengaruhi pencapaian
hasil belajar anak didik.
b) Instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang
akan dicapai. Dan untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan seperangkat
kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Semuanya dapat dibedakan menurut
fungsi masing-masing kelengkapan sekolah. Factor instrumental yang ada dalam
sekolah diantaranya kurikulum, program sekolah, sarana dan fasilitas sekolah. Guru
merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di
dalamnya. Kalau hanya ada anak didik tetapi guru tidak ada, maka tidak akan
terjadi proses pembelajaran di sekolah.[3]
2. Vocabulary
a. Pengertian Vocabulary
Vocabulary atau kosakata adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau
entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata
dalam bahasa Inggris disebut vocabulary, kosakata seseorang
didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang
tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang
tersebut untuk menyusun kalimat baru.
Kekayaan
kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia
atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak ujian standar, seperti SAT, yang
memberikan pertanyaan yang menguji kosakata.
Penambahan
kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari
proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam
suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru
sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang
menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan
edukatif.[4]
Kita
harus menguasai vocabulary agar kita mudah dalam menggunakan bahasa Inggris,
baik itu pembuatan kalimat maupun percakapan. Beberapa kata bahasa Inggris yang
kita kuasai, tentu saja mencerminkan apakah kita benar-benar bisa berbahasa
Inggris atau hanya bisa sedikit berbahasa Inggris. Kalau orang yang bahasa
aslinya adalah bahasa Inggris seperti orang Inggris atau orang Amerika, bisa
jadi mereka menguasai semua kata bahasa inggris, karena itulah mereka bisa.
Oleh karena itu kita harus mempelajari lebih dalam vocabulary dalam bahasa
Inggris karena kita bukan orang Inggris asli.
b.
Macam-macam Vocabulary
Vocabulary
ada beberapa macam, ada yang produktif dan ada yang tidak produktif. Vocabulary
produktif artinya vocabulary yang sering kita gunakan, atau yang sering kita
pakai sehari-hari. Sedangkan vocabulary tidak produktif adalah vocabulary yang
ada, tetapi jarang digunakan sehari-hari. Dikatakan
produktif karena vocabulary ini selalu dipakai dalam bahasa Inggris.[5]
Ciri-ciri
vocabulary produktif adalah vocabulary yang sering kita dengar atau tidak asing
terdengarnya. Vocabulary produktif juga biasanya mudah untuk dimengerti arti
dan maknanya. Untuk menggunakan bahasa Inggris dengan baik, kita harus
mempelajari dan memahami vocabulary produktif, tentu saja karena ini adalah
vocabulary yang banyak digunakan. Dalam memahami vocabulary yang produktif
pasti akan lebih mudah karena sering dipakai dalam kehidupan sehari–hari.
Contoh vocabulary yang produktif misalnya angry (marah), contoh dalam kalimat
adalah I can be angry when you distub her, atau kata hungry (lapar), sick (sakit),
kata ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pembuatan
kalimat ataupun percakapan.
dikatakan
tidak produktif, karena vocabulary ini jarang dipakai dalam pembuatan kalimat
atau percakapan dalam bahasa Inggris. Vocabulary ini kadang sukar untuk
dimengerti karena vocabulary ini jarang dipakai dalam kehidupan sehari–hari.
Oleh karena itu kita harus mempelajari lebih dalam tentang vocabulary ini agar
tidak sulit mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari–hari. Contoh vocabulary
tidak produktif adalah kata ruffle (kerut), glaring (cahaya yang menyilaukan,
yang menyilaukan). Kata–kata di atas adalah kata yang jarang digunakan dalam
percakapan atau kalimat bahasa Inggris.
Vocabulary
semakin waktu semakin bertambah dan banyak yang berubah, maka kita harus banyak
belajar agar kita menguasai semua vocabulary yang ada.
Cara
mempelajari vocabulary ada berbagai macam, misalnya dengan menonton TV, membaca
berita, membaca novel, atau lainnya. Dengan menonton TV, banyak acara televisi
yang bisa menambah wawasan, dalam acara-acara di televisi banyak
kosakata-kosakata dalam percakapan ataupun teks berjalan.
Selain
itu, menambah vocabulary juga bisa dengan cara
membaca koran atau menonton berita. Pada bacaan dalam koran akan didapati banyak
vocabulary, dan tentunya tidak semua kata di dalamnya diketahui, maka
gunakanlah kamus dalam memahami arti kata itu. Maka vocabulary akan
bertambah banyak dan luas.
Vocabulary
memegang pernan penting dalam komunikasi, lebih-lebih secara oral. Diyakini bahwa
semakin banyak vocabulary yang dimiliki siswa maka semakin mudah pula mereka
mengembangkan empat kemampuan berbahasa, tetapi vocabulary apa yang penting
bagi siswa. Dari hasil angket ternyata para siswa mendapatkan penambahan
vocabulary, tetapi seperti dugaan penulis, vocabulary yang didapatkan para
siswa kemungkinan vocabulary umum, baik yang berkaitan dengan tema Culture and
Art maupun kosa kata sehari-hari. Diyakini pula bahwa dengan bertambahnya
vocabulary siswa akan menambah baik pula kefasihan berbicara dan menulis. Dan
hal tersebut terbukti dalam hasil tes speaking maupun writing bahwa vocabulary
siswa sampel dan kelas sampel cenderung mengalami peningkatan. Jika kita
menguasi vocabulary, sudah tentu kita akan mudah mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Maka, belajarlah vocabulary sebanyak mungkin.
3. Speaking
a. Pengertian Speaking
Dalam
mempelajari Bahasa Inggris,
kita tidak akan lepas dengan istilah “speaking”.
Bagi beberapa kalangan, mungkin, menganggap bahwa speaking adalah pelajaran
bahasa Inggris paling membosankan ke dua setelah grammar.
Namun, ada juga yang menganggap speaking
adalah pelajaran terpenting dalam mempelajari bahasa pada umumnya, khususnya
bahasa Inggris.
Apa
benar mempelajari speaking itu penting? Jawabannya terserah anda. Jika anda
menganggap speaking itu penting,
maka jangan pernah menjawab tidak. Karena memang pada dasarnya semua pelajaran
bahasa Inggris itu penting. Salah seorang ahli bahasa yang menganggap
pentingnya mempelajari speaking, Scott Thornbury, juga demikian. Ia
mengungkapkan pentingnya speaking dalam kehidupan sehari-hari sehingga ia
menyarankan untuk mempelajarinya jika ingin menguasai suatu bahasa.
Menurut
Thorbury, speaking (berbicara)
itu adalah salah satu bagian
kehidupan
sehari-hari kita. Pada umumunya manusia menghasilkan puluhan ribu kata dalam
sehari. Bahkan, menurut dia, ada beberapa orang yang menghasilkan lebih dari
puluhan ribu kata sehari seperti seorang politikus dan tukang lelang. Speaking
begitu penting dan alamiah sehingga kita lupa bagaimana kita bersusah payah
untuk mendapatkan kemampuan “speaking” ini; kita harus mempelajari bagaimana
melakukan ‘speaking’ terus menerus dalam bahasa asing.
Lebih
jauh lagi, Grauberg mengungkapkan bahwa banyak siswa yang menganggap tujuan
utama mempelajari bahasa asing
adalah agar bisa berbicara dengan bahasa tersebut. Oleh karena itu, Grauberg
meneruskan, para guru bahasa harus membantu siswa untuk mencapai tujuan siswa
tersebut dengan mengeluarkan segala kemampuan terbaik mereka.[6]
Dalam
speaking adalah pembelajaran untuk kita dalam berbicara menggunakan bahasa
inggris. Proses
pembelajaran ini tidak sesulit listening. Dalam
pembelajaran ini kita harus menambah skil kita dalam berbicara. Adapun
salah satu caranya agar lebih mudah menguasainya adalah kita harus serin –
sering bercakap dengan menggunakan bahsa inggris. Dengan seringnya kita bercakap dengan memakai bahasa inggris itu
dapat mempermudah kita untuk mengontrol cara berbicara kita agar tidak gagap
ataupun terputus – putus.[7]
b.
Tujuan
Kegiatan Speaking
Tujuan pembelajaran speaking pada Madrasah Aliyah
tidak boleh leapas dari pada tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang telah
ditetapkan oleh pemerintah melalui Permendiknas No. 22 tahun 2006.
Adapun tujuan pembelajaran B. Inggris pada tingkat
Aliyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a.
Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk
mencapai tingkat literasi informational
b.
Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global
c.
Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan
budaya.
Merujuk tujuan pembelajaran tersebut di atas, dapat
diambil benang merahnya bahwa semua kegiatan pembelajaran bahasa Inggris agar
peserta didik mempunyai kompetensi komunikasi aktif baik secara lisan maupun tulisan,
dengan kemampuan tersebut diatas diharapkan output mempunyai daya saing dan
ikut berperan aktif dalam percaturan dunia yang pada ahirnya akan terbangun
pemhaman budaya global, karena kita adalah bagian dari masarakat itu. Adapun
tujuan speaking untuk review adalah dalam rangka
mengembangkan kemampuan komunikatif untuk mencapai tingkat literasi informational. Sehingga siswa mampu
memberikan penilaian mereka tentang suatu karya, seni, produk, buku atau yang
lain secara oral.[8]
4.
Strategi Semantic Mapping
a. Pengertian
strategi Semantic Mapping
Semantic
mapping berasal dari kata semantic
dan map. Hurford dan Heasley
menjelaskan bahwa semantics
adalah “the study of meaning in language”
atau ilmu yang mempelajari makna bahasa.
Sedangkan mapping berasal dari
kata map yang berarti peta.
Berikut
ini adalah beberapa definisi dari semantic
mapping yang digunakan dalam bidang pendidikan:
a. Maggard
dalam http://www.miyazaki-mic.jap/jmaggard/history. html. menggambarkan semantic mapping sebagai berbagai macam
strategi yang dirancang untuk menunjukkan bagaimana kata-kata kunci atau konsep
dihubungkan satu dengan lainnya melalui representasi grafik.
b. Huynh menyatakan bahwa semantic mapping terdiri dari kategori yang sangat luas dari
organisator grafik dan dapat digunakan dalam berbagai macam bidang pembahasan
untuk membantu siswa memahami hubungan dan membangun konsep tentang topik yang
luas.
Semantic mapping atau pemetaan semantic adalah salah
satu strategi penguasaan vocabulary bahasa inggris dimana murid dituntut untuk
mengembangkan kata sebanyak-banyaknya dari satu kata utama yang telah
ditentukan terlebih dahulu. Kemudian kata-kata tersebut dikembangkan kedalam
gambar atau pemetaan berbentuk garis-garis atau lain sebagainya untuk
memudahkan murid dalam mengingat dan menganalisa hubungan dari satu kata dengan
kata yang lain.
b. Langkah-langkah
melaksanakan strategi Semantic Mapping
Adapun langkah-langkah pelaksaan strategi Semantic
Mapping ini adalah sebagai berikut :
1). Berikan satu kata yang dijadikan topic utama
2). Kemudian
mintalah murid untuk mencari kata-kata lain sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan kata topic utama
tersebut
3). Jika kata sudah
terkumpul maka mulailah minta murid untuk membuat peta konsep seperti gambar
atau garis-garis semenarik mungkin yang dapat di isi oleh kata-kata yang
berhubungan dengan kata topic utama yang telah murid kumpulkan sebelumnya
4). Kemudian
periksalah apakah kata tersebut benar ada hubungannya dengan kata topic utama
tersebut
5). Lalu
mulailah minta murid untuk mengingat kata-kata tersebut dan mengannalisa
hubungan dari setiap kata dengan kata yang lain sehingga penguasaan vocabulary
mereka menjadi bertambah.
Berikut ini adalah contoh dari strategi Smantic Mapping :
1. Semanatic
mapping dengan subjek alat transportasi
Diagram 1 : Semantic
Mapping dengan subject Transportation
2. Semantic
mapping dengan subjek Bees (lebah)
Diagram 2 : Semantic
Mapping dengan subjek Bees
c. Kelebihan
dari startegi Semantic Mapping
Strategi ini memiliki kelebihan diantaranya sebagai berikut :
1.
Murid akan lebih
tertarik untuk mengingat kosa kata karna disertai oleh gambar atau warna-warna
yang menarik
2.
Melalui semantic
mapping murid akan mampu menganalisasi makna dari kata-kata tersebut dan
menganalisa setiap hubungan dari satu kata dengan kata yang lain.
5. Kerangka Berfikir
Dalam Bahasa Inggris kemampuan speaking adalah hal
yang urgen untuk dipelajari, dimana penilaian
seseorang dikatakan memiliki penguasaan Bahsa Inggris yang bagus adalah salah
satunya dilihat dari kemampuan mereka dalam speaking atau berbicara.
Dewasa ini, siswa SMA atau sederajat
dinilai lemah dalam hal tersebut. Dimana banyaknya siswa yang kurang mampu
untuk mengungkapkan kata-kata berbahasa inggris dalam berkomunikasi
sehari-hari. Banyak factor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, diantaranya
adalah tidak adanya pembiasaan diri untuk berkomunikasi dengan orang lain
dengan menggunakan bahasa inggris juga kurangnya kosa kata yang dikuasai. Untuk
itu sangat baik adanya jika materi speaking ditanamkan sejak dini dan
diutamakan pula penerapan starategi yang memudahkan siswa untuk menguasai
vocabulary.
Penulis berusaha mencari cara atau strategi
apa yang diperkirakan cocok untuk diterapkan pada materi speaking ini. Dan Semantic Mapping adalah strategi yang
dipilih, karena strategi ini akan menitikberatkan
siswa untuk mengingat dan menghafal vocabulary
dengan cara yang lebih menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.
Berdasarkan
kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat diduga bahwa penerapan
strategi semantic mapping ini dapat
meningkatkan kemapuan vocabulary
siswa pada materi speaking.
6.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, hipotesis yang
diajukan ssebagai berikut “melalui strategi semantic mapping
dapat meningkatkan kemapuan vocabulary
siswa pada materi speaking di kelas IX
MAN 2 Tanjungpura”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek
Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX
Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjungpura dengan jumlah siswa kelas 40 siswa dengan
nilai rata-rata speaking adalah 70 dengan standart nilai adlah 75.
B. Tempat
Penelitian
Dalam penelitian ini penulis
mengambil tlokasi di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjungpura dengan pertimbangan
bahwa akses peneliti kesekolah tersebut mudah sehingga memudahkan dalam
menghimpun data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sesuai
dengan profesi penulis.
C.
Waktu
Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan
alasan penulis menentukan penggunaan waktu penelitian selama 3 bulan yaitu dari
bulan September s/d November 2012.
D.
Alat
Pengumpul Data
Alat pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi dimaksudkan untuk
mengetahui aktifitas pembelajaran yang dilaksanakan dikelas selama pelaksanaan
tindakan penelitian dilakukan serta pengamatan secara sistematik terhadap
gejala dan peristiwa yang muncul pada saat proses pembelajaran dengan
menerapkan strategi pengajaran berdasarkan masalah.
b. Angket
Angket adalah alat untuk
mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada siswa
untuk dijawab secara tertulis. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data
tentang tanggapan terhadap mata pelajaran dengan strategi pembelajaran berbasis
masalah.
c. Tes
Tes ini digunakan utuk dapat
memberikan informasi tentang kemampuan siswa dalam mengorganisasikan gagasannya
secara sistematis.
E.
Prosedur
Penelitian
SIKLUS I
1. Perencanaan / planning
Pada
tahap planning penulis melakukan beberapa kegiatan seperti mencari referensi
yang berkaitan dengan strategi semantic
mapping, speaking ,
siklus pembelajaran serta Standar Isi 2006 tentang pembelajaran bahasa Inggris
khususnya.
Dalam
tahap perencanaan ini penulis juga melakukan kegiatan-kegiatan berikut :
a. Pembuatan jadwal penelitian
b. Pembuatan lesson
plan
c. Pemilihan topik dan subjek yang akan
dikembangkan
d. Pembuatan lembar kerja siswa
e. Pembuatan scoring
rubric untuk penilaian hasil tulisan siswa
f. Pembuatan pertanyaan untuk kuesioner dan
wawancara
g. Pembuatan lembar pengamatan
2. Tindakan / pelaksanaan
Berikut
ini adalah bagaimana strategi semantic
mapping ini akan penulis terapkan sebagai treatment terhadap masalah yang ada pada siklus tersebut.
1. Guru
mengajak siswa membahas topik yang familiar
bagi mereka misalnya tentang manusia
dengan subjek My father.
2. Guru memberikan
serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan dengan anggota keluarga sampai akhirnya siswa menyebut salah satu
anggota keluarga yang paling mereka cintai, misalnya bapakku (My father).
3. Kemudian
guru menulis kata “My father” di papan
tulis.
4. Setelah
itu guru menyebutkan secara eksplisit subjek yang akan dibahas. Informasi yang
relevan dengan subjek yang dapat
digali dari siswa sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki untuk membangun semantic mapping.
5. Guru
menulis kata-kata atau frasa dari siswa di papan tulis. Kata love dapat
digunakan untuk paragraf pembuka, misalnya: I love my father very much. Kata
best juga dapat dimasukkan dalam opening statement misalnya menjadi: He
is the best father in the world. Sehingga
kata love dan best dapat ditempatkan
dibawah My Father sebagai sub ide pertama. Kedua pernyataan ini masih
berupa pernyataan umum tentang My father.
6. Pada
langkah berikutnya guru meminta siswa memberikan informasi yang berkenaan
dengan diskripsi lebih rinci dari bapaknya masing-masing.
7. Guru
sudah mulai membiasakan siswa mengorganisasikan informasi secara sistimatis.
Sub ide pertama misalnya tentang ciri fisik (Physical Features). Untuk
membantu siswa menemukan informasi tentang ciri fisik, guru dapat menunjukkan
kata-kata kunci seperti age, figure, looks.
8. Guru
dan siswa kemudian menambahkan kata-kata secara lebih spesifik untuk per kata
kunci. Misalnya, dibawah age guru dapat minta siswa menyebutkan kata-kata yang
berkaitan dengan umur seperti young, old, middle-age . Kegiatan tersebut
dilakukan untuk kata-kata kunci yang lain sehingga siswa mempunyai gambaran apa
yang harus ditulis dalam setiap sub-ide.
My
Father
|
Personality
|
Physical
features
|
friendly
|
emotional
|
|
handsome
|
justices
|
Diagram1: Semantic mapping untuk
subjek My father
Keterangan:
a. Lingkaran menunjukkan subjek yang dibahas
b.
Kotak menunjukkan kategori yang
akan djelaskan
c.
kotak-kotak dibawahnya menunjukkan perincian dari
kategori yang dituliskan.
Setelah
pemberian tindakan ini, siswa kemudian mulai bekerja dalam kelompok sesuai
subjek yang dipilih.
Sedangkan
jenis tindakan yang diberikan pada siklus selanjutnya tergantung dari dari kesulitan
atau masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam menciptakan Semantic
Mapping setelah tindakan pada siklus I.
3. Observasi
a.
Melihat dan mencatat
tindakan siswa ketika melaksanakan pembelajaran di kelas.
b.
Melihat dan mencatat
respon siswa keyika guru sedang melakukan pembelajaran dengan strategi Semantic
Mapping.
c.
Mencatat setiap
perubahan dan kegiatan yang terjadi saat penerapan pembelajaran.
d.
Mencatat kemampuan siswa
dalam memahami dan membuat Semantic Mapping yang telah diterapkan.
e.
Melakukan diskusi dengan murid untuk membahas tentang
kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran
perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
4.
Refleksi
a.
Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan
observasi.
b.
Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan
strategi Semantic Mapping dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.
c.
Melakukan refleksi terhadap hasil belajar peserta didik.
SIKLUS II
1.
Perencanaan
a.
Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan materi ajar.
b.
Mengevaluasi hasil refleksi, mendiskusikan, dan mencari upaya
perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
c.
Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.
d.
Merancang perbaikan berdasarkan refleksi siklus 1.
e.
Melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan penerapan
model pembelajaran strategi Semantic Mapping.
2.
Tindakan /
Pelaksanaan
a.
Meminta siswa untuk membuat kembali contoh dari Semantic
Mapping. Kali ini dengan menggunakan kategori kata yang mereka inginkan
sendiri.
b.
Memeriksa apakah setiap kata memiliki hubungan satu sama lain.
c.
Meminta siswa untuk mengingat dan menagabalisa setiap kata
tersebut.
d.
Membuat penilaian terhadap respond an hasil belajar siswa
3.
Evaluasi
a. Mengamati
perubahan yang terjadi terhadap siswa dengan pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Menyusun
rekomendasi
F.
Teknik
Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan
teknik analisis data adalah deskriptif kuantitatif yang kemudian dilanjutkan
dengan tehnik analisis statistik guna membuktikan hipotesis tindakan yaitu
untuk melihat poerbedaan hasil belajar siklus pertama dan kedua. Analisis
statistik yang digunakan adala statistik t-tes sebagai berikut:
t=
Keterangan:
t = Koefisien hitung t-tes
D
= difference yaitu selisih nilai siklus pertama dan siklus kedua
N
= subjek penelitian
G.
Indikator
Keberhasilan
Komponen-komponen yang menjadi
indikator perubahan pada siklus dalam penelitian ini yaitu:
Indikator pertama :
a. untuk
menunjukkan keberhasilan proses pembelajaran adalah suksesnya guru dalam
menerapkan strategi pembelajaran
b. suksesnya
siswa mengikuti pembelajaran.
c. Suksesnya
guru dapat dilihat dari mudahnya guru menjelaskan isi materi kepada siswa
sehingga siswa dengan mudah mememahami materi yang diajarkan , senang dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dan adanya peningkatan hasil belajar speaking
siswa.
Indikator kedua :
a. untuk menunjukkan suksesnya proses
pembelajaran adalah hasil belajar siswa.
Rencana tindakan dianggap sukses
untuk meningkatkan kemampuan siswa apabila: 1) siswa dapat memunculkan respon
yang diharapkan setelah berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
2)
rata-rata skor tes siswa lebih meningkat 75% dari hasil sebelumnya. Hal ini
mengacu pada ketuntatasan.
REFERENSI
Proses belajar mengajar Speaking
skill (ketrampilan berbicara) Teks review Oleh: Drs. Sholikin, M.Ed
http://basindoa.blogspot.com/2010/01/vocabulary-dalam-bahasa-inggris.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan
http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html
http://dwi-jo.blogspot.com/2011/05/pengertian-kosakata-kosakata-adalah.html
http://www.englishindo.com/2011/10/pentingnya-mempelajari-speaking.html
http://primaprimbon.student.umm.ac.id/2010/02/04/pengertian-speaking/
[3]http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2194514-faktor-pendukung-dan-penghambat-pembelajaran/#ixzz2FU1KMQjN
[8] Proses belajar mengajar Speaking skill (ketrampilan
berbicara) Teks review Oleh: Drs. Sholikin, M.Ed